Konsep Modernitas Cair Zygmunt Bauman
Tira Wulan Permatasari (20107020013)
Teori Sosiologi Modern
Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga
KONSEP MODERNITAS CAIR ZYGMUNT BAUMAN
Zygmunt Bauman, seorang tokoh Eropa yang telah menangani berbagai persoalan sosiologi modern dan sosiologi postmodern, sekaligus seorang sosiolog kritis yang berasal dari Polandia, lahir di Pozna, Polandia pada 19 November 1925. Bauman mulai melirik dan menekuni dunia sosial saat sosiologi pada saat itu disatukan dengan filsafat kontinental, kemudian ia berhasil mendapatkan gelar professor sosiologi Universitas Warsawa Polandia (1968) dan mengajar disana. Namun karena identitas ayahnya yang seorang penganut zionisme terbongkar, Bauman bersama keluarganya pindah ke Leeds, Inggris. Di sana Bauman menjadi guru besar di Universitas Leed Inggris. Gagasan-gagasan Bauman tidak lepas dari beberapa tokoh hebat yang mempengaruhinya seperti, George Simmel, Karl Marx, Theodor Ardono, Jacques Derrida dan Antonio Gramsci.
Zygmunt Bauman merupakan salah satu tokoh penafsir terbesar hingga zaman ini. Waktu yang berubah menjadi massa tidak memiliki bentuk karena selalu berubah. Bauman menyajikan perubahan dari modernitas padat ke bentuk sosial yang lebih cair dan mengeluarkan gagasan tentang fakta bahwa perubahan berada dalam ketidakpastian yang konstan yang di lihatnya dalam hubungan, identitas dan ekonomi dalam masyarakat. Kata Bauman yang saya ingat dalam membaca beberapa gagasannya “ini bukan era modern, bukan juga era post modern, kalaupun ada periode ini dapat di identifikasikan dengan baik sebagai modernitas cair”. Karena salah satu gejala dalam modernitas cair adalah kehidupan yang cair. Pada kehidupan yang cair ini kita hidup dalam ketidakpastian, perubahan dan konflik yang permanen. Begitulah Bauman memiliki cara baru dalam memandang modernitas dengan liquid life (modernitas cair).
Menurut pemahaman saya, konsep modernitas cair ini menekankan adanya fakta perubahan dalam masyarakat dan perubahan itu lebih cepat terjadi di dunia “modern”. Pada modern identitas merupakan hal yang dapat berubah sesuai dengan tempat situasi bahkan waktu. Dalam modernitas cair identitas sendiri dapat lebih bebas dan cenderung selalu berubah, setiap orang dapat menjadi siapapun dan dapat selalu merubah identitasnya. Modernitas cair menganggap kenyataan kehidupan bersifat sementara daripada permanen, bersifat jangka pendek daripada jangka panjang dan mengalami ketidakpastian. Dalam hal itu cara kita bertindak dan memahami sesuatu ditentukan melalui bagaimana cara kita terlibat. Namun menurut saya hal yang paling menakutkan mengenai modernitas cair adalah kenyataan bahwa modernitas yang sama menerima bahwa itu adalah kegagalan dan setiap individu di dorong untuk selalu berubah tanpa sadar.
Contoh konsep modernitas cair pada kenyataan sekarang ini seperti keadaan masyarakat Indonesia yang sedang berada di tengah situasi pandemi covid-19. Masyarakat Indonesia di hadapkan pada ketidakpastian baik finasial, pekerjaan bahkan tempat tinggal. Ketidakpastian perubahan ini terjadi secara mendadak, sehingga banyak masyarakat belum siap menghadapi perubahan pada situasi pandemi covid-19 ini, sehingga masyarakat yang belum siap dengan situasi sekarang ini mengalami kenyataan kegagalan modernitas cair, mereka tanpa sadar berubah dan terjepit pada situasi sekarang ini karena tanpa kesiapan. Kenyataan itu seperti sebuah fenomena ketidakpastian, seperti gagasan Bauman yaitu seluruh aspek kehidupan seperti ikatan sosial, identitas, dan pekerjaan menjadi begitu cair yangmana karena bentuk yang selalu berubah masyarakat tidak dapat lagi memprediksi apa yang akan terjadi kedepan
REFERENSI
Ritzer, George. (2012). Teori Sosiologi dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Robet, Robertus. 2016. Modernitas dan Tragedi: Kritik dalam Sosiologi Humanistis Zygmunt Bauman. Jakarta: LabSosio, Pusat Kajian Sosiologi FISIP-UI
Komentar
Posting Komentar