Teori Sistem Menurut Niklas Luhmann

Tira Wulan Permatasari (20107020013)
Teori Sosiologi Modern
Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga

Niklas Luhmann, sosiolog berkebangsaan Jerman terpenting pada abad-20 yang lahir di Lueneburg, Jerman pada tahun 1927. Latar belakang pendidikannya di mulai dari bidang hukum, Luhmann mendapatkan gelar sarjana hukum di Universitas Freirburg (1949). Kemudian pada tahapan yang sangat menentukan karirnya ketika Luhmann berkuliah di Harvard University, ia mengambil kuliah yang di bimbing oleh tokoh sosiologi yang sangat popular yaitu Talcott Parsons (1960).

Dalam pengembangan ide dan pemikirannya Niklas Luhmann di pengaruhi oleh  gagasan-gagasan yang di kemukakan oleh gurunya sendiri yaitu Talcott Parsons. Luhmann mengembangkan pemikirannya sendiri berdasarkan Parsons yang menjadi dasar dalam pemikirannya, namun seiring berjalannya waktu Niklas Luhmann menolak teori Parsons dan menjadikan teori sistem Parsons  saingan dengan teori sistemnya sendiri. Selain itu Luhmann juga di pengaruhi oleh tokoh-tokoh hebat lainnya yaitu Gregory Bateson, Arnolld Gehlen, Helmut Schelsky dan Gotthard Gunther.

Saya mengenal teori sistem Niklas Luhmann setelah membaca jurnal dan buku Ritzer pada bab  sembilan dengan judul “Systems Theory”. Dalam buku Ritzer tersebut ada tiga hal dalam teori sistem Luhmann, yang pertama ada sistem itu sendiri, kemudian ada lingkungan dan terakhir ada dunia. Sistem adalah proses penyederhanaan dari kompleksitas kemungkinan-kemungkinan, lalu antara sistem dan kemungkinan berada di sebuah dunia yang kompleksitasnya lebih rumit. Sistem memang tidak serumit lingkungannya namun sistem membangun hubungan antara subsistem untuk menangani kompleksitas dengan lingkungan. Luhmann mengatakan masyarakat bukanlah hasil interaksi sosial antar individu, juga bukan teks dan juga tidak di topang oleh sebuah konsesus tertentu, melainkan sistem-sistem sosial menciptakan dirinya sendiri melalui komunikasi dengan lingkungan. Pembentukan sistem menurut Luhmann  yaitu dengan cara menyeleksi dari berbagai kompleksitas, kemudian ada bagian-bagian yang di reduksi dan membuat proses diferensiasi. Oleh karenanya menurut Luhmann sistem sosial adalah sebuah realitas yang kompleks namun jika di bandingkan dengan lingkungannya pasti lebih kompleks lingkungannya.

Menurut pemahaman saya, teori sistem Niklas Luhmann menekankan bahwa suatu sistem dapat terbentuk karena adanya proses diferensiasi. Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai macam kompleksitas atau kerumitan oleh karenanya pembentukan sistem itu di lakukan untuk menyeleksi berbagai kompleksitas tersebut dan jadilah sebuah penyederhanaan sistem. Jika menurut Parsons jika dalam sebuah sistem sosial ada subsistem yang tidak berfungsi akan menyebabkan berhentinya seluruh sistem sosial tersebut. Sedangkan menurut Niklas Luhmann sistem sosial memiliki kemungkinan untuk mengganti subsistem yang tidak berfungsi atau rusak dengan subsistem alternatif sehingga sistem tersebut dapat terus berlangsung. Sistem memiliki otonominya sendiri dapat berubah sesuai dengan konteks situasi atau lingkungan itu berlangsung, sistem juga bersifat menghidupi dirinya sendiri, ketika sistem sudah berada di entitas sendiri dari banyaknya hal-hal rumit yang kemdian di seleksi dan terdiferensiasi menjadi sistem tertentu maka sistem tersebut sudah menjadi sistem yang hidup.

Contoh analogi dari teori sistem ini yaitu seperti pada sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia terdapat berbagai kompleksitas atau kerumitan-kerumitan dalam masyarakat tentang pendidikan yang ada di Indonesia. Penyederhanaan kompleksitas-kompleksitas sistem pendidikan tersebut pasti sudah melalui proses seleksi, kemudian di reduksi dari berbagai kompleksitas pendidikan di masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pasti adanya diferensiasi antara sistem yang sudah ada dengan lingkungan dimana sistem itu berada. Kemudian contoh lainnya, jika kita melihat agama sebagai sistem sosial di Indonesia, maka sistem sosial agama yang sekarang berkembang di Indonesia merupakan proses penyederhanaan, proses seleksi, proses diferensiasi dari kompleksitas sistem keagamaan di Indonesia sendiri. Oleh karena proses itulah muncul sistem keagamaan yang ada saat ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menilik Teori Stigma Erving Goffman

Gerakan Sosial Charless Tilly