Menilik Teori Stigma Erving Goffman

 

Tira Wulan Permatasari (20107020013)

Teori Sosiologi Modern

Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga



Seorang sosiolog keturunan Yahudi, Erving Goffman yang lahir pada tanggal 11 Juni 1922 di sebuah desa bernama Manville, kota Alberta, Kanada. Goffman pernah menempuh pendidikan di Universitas Manitoba, Universitas Toronto dan Universitas Chicago. Goffman juga pernah mendapatkan berbagai penghargaan seperti American Academy of arts and scien CC es, gugen heim, Feloowship dan masih banyak lagi prestasi yang Goffman raih. Dalam pengembangan ide dan pemikirannya, Erving Goffman tidak lepas dari pengaruh gagasan-gagasan W.I Thomas, George H.Mead dan Robert E. Park. Pengaruh Robert E. Park seperti antropologi sosial, observasi partisipan dan tradisi penelitian sosiologis. Namun di banding dengan pengaruh pendekatan sosiologis George H. Mead, sosiologi Goffman sendiri lebih berdekatan dengan pendekatan George Simmel, William James, Herbert Blummer, Spencer, Marx dan Durkheim. Pengaruh utama sosiologi Emile Durkheim yaitu bersumber dari buku “The Elementary Forms of Religion Life”.

 Erving Goffman merupakan sosiolog paling berpengaruh di abad ke-20, karena Goffman dianggap sebagai tokoh utama dalam pengembangan teori interaksi simbolik dan teori yang paling menyita perhatian khalayak yaitu perspektif dramaturgi. Namun di sini saya akan menilik salah satu teori dari Erving Goffman yang mungkin tidak sebegitu terkenal seperti dramaturgi, yaitu teori stigma Erving Goffman. Saya mengenal teori stigma Erving Goffman setelah saya membaca bab 1 “Stigma: Notes On The Management of Spoiled Identity” milik Erving Goffman dan beberapa jurnal. Dalam buku tersebut Erving Goffman menulis tentang gagasan stigma dan bagaimana rasanya menjadi orang yang distigmatisasi. Menurut Goffman stigma merupakan pandangan dunia yang menganggap orang-orang yang tidak normal oleh masyarakat dan orang yang terstigmatisasi adalah mereka yang tidak memiliki penerimaan sosial penuh dan terus-menerus berusaha menyesuaikan identitas sosial mereka.

Menurut pemahaman saya, teori stigma Erving Goffman mengacu pada atribut yang memperburuk citra seseorang karena atribut inilah yang disebut dengan stigma. Stigma adalah segala bentuk atribut  baik fisik dan sosial yang mengurangi identitas sosial seseorang. Seperti yang Goffman tulis dalam bukunya orang yang cacat fisik, mantan pasien gangguan jiwa, pecandu narkoba, pelacur serta mereka yang dikucilkan karena alasan lain harus selalu berusaha menyesuaikan diri dengan identitas sosial mereka karena mereka harus selalu berhadapan dan di hina oleh citra yang dipantulkan orang lain kepada mereka. Dalam teori stigma Goffman menjelaskan adanya keterkaitan antara self dan identity. Self berhubungan dengan dirinya sendiri atau individu, bagaimana kita sendiri melihat atau memaknai diri sendiri serta juga terbentuk bagaimana orang lain dalam memandang diri kita. Hal ini terbentuk karena proses interaksi dengan orang lain atau kehidupan sosial. Pada identity Goffman membagi identitas menjadi dua pandangan virtual social identity dan actual social identity. Virtual social identity yaitu identitas yang terbentuk dari karakter yang kita pikirkan terhadap seseorang yang disebut juga dengan karakterisasi,  sedangkan actual social identity yaitu identitas yang terbentuk dari karakter-karakter yang telah terbukti. Virual social identity dan actual social identity merupakan suatu hal yang berbeda jika perbedaan tersebut diketahui oleh public, orang yang terstigmatisasi akan merasa terkucilkan.

Contoh teori stigma Erving Goffman dalam praktik sosial seperti pada di lingkungan saya terhadap perempuan bertato, walaupun perempuan yang menggunakan tato adalah dengan dasar keinginan mereka sendiri atau tuntunan gaya hidup (ikut-ikutan tren) bagi sebagian orang dan tato juga sudah mendapatkan ruang di sebagian masyarakat umum namun tato sendiri tetap saja di pandang sebelah mata dan di pandang negatif oleh masyarakat. Pandangan buruk dan tidak beralasan itu terus bertahan karena kebanyakan pelaku kriminal kebetulan juga bertato, seperti yang sering kita lihat baik secara langsung di lingkungan kita maupun di media massa. Stigma perempuan bertato di lingkungan saya identik dengan kenakalan, seorang perempuan tidak pantas untuk memiliki tato karena tubuhnya kelihatan kotor dan di lingkungan saya sendiri baik laki-laki maupun perempuan tato hukumnya haram. Munculnya stigma di dasari oleh perbedaan baik dari status, fisik dan lainnya.  Perempuan bertato adalah seorang yang rawan menerima stigmatisasi dan perilaku deskriminatif dari masyarakat. Seperti dalam teori stigma Goffman, tanda atau atribut yang di buat pada tubuh seseorang untuk di perlihatkan dan menginformasikan yang mempunyai tanda tersebut merupakan seorang buruh, kriminal atau seorang penghianat. Seperti hal nya pada perempuan bertato, tato merupakan atribut atau tanda yang memperburuk citra perempuan. Tanda tersebut adalah suatu ungkapan yang tidak wajar atau keburukan status moral yang dimiliki seseorang.


DAFTAR PUSTAKA

Ardianti, Anis. 2017. Stigma pada masyarakat "kampung gila" di desa Paringan kecamatan Jenangan kabupaten Ponorogi. Surabaya : Jurnal Fisip

Fristian, Wanda : Darvina, Vina Salvina, : Sulismadi. 2020. Upaya Penyesuaian Diri Mantan Narapidana Dalam Menanggapi Stigma Negatif di Kecamatan Klakah, Lumajang.  Bandung : Adliya

Goffman, erving.1963. Stigma notes on the management of spoiled identity. New york : Simon & schuster inc

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Sistem Menurut Niklas Luhmann

Gerakan Sosial Charless Tilly